oleh Irsan (Pustakawan)
Punya bakat dan hobi yang bisa dilakukan bersamaan itu mengasyikkan. Seperti halnya yang dilakoni dengan santai oleh Kasman. Pemuda asal Karrang yang kini sedang rehat berlayar selama covid ini, seakan menjadikan segala tempat sebagai ruang berkreasi. Saat berada di kampung, ia tak lantas berhenti berkarya. Ia tetap memainkan keterampilan jari-jarinya dengan kuas, hingga tergambarlah suatu lukisan yang bagus. Berbeda dengan pelukis yang lain, ia punya keunikan karena menggunakan ampas kopi sebagai cat dalam goresannya.
Bermula dari aktivitas yang tak disengaja. Saat ia di Jakarta, hampir tiap hari anak muda nongkrong dan minum kopi di kontrakkannya. Dan suatu ketika, kopi yang mereka buat tumpah di lantai yang bertehel putih. Di saat itulah, Kasman kemudian iseng-iseng dengan mencoret-coret atau lebih tepatnya melukis di atas tehel. Apa yang dilakukannya itu, justru memantik dirinya untuk mencoba kembali melukis dengan ampas kopi. Lukisan awalnya masih belepotan karena ampas kopi yang digunakan tidak merekat di kertas. Barulah kemudian ia menemukan ide untuk mencampurkan lem kertas dengan ampas kopi sehingga dapat merekat dengan baik.
Sempat ia mengira melukis dengan ampas kopi belum dilakukan oleh siapapun. Namun dalam prosesnya, ia pun mengetahui ternyata sudah banyak juga yang menggunakan bahan yang sama dengannya. Namun ia tetap punya keunikan tersendiri dalam melukis. Sebab ia melukis dengan terbalik dari obyek yang ditirunya. Lalu, ia pun juga merekam proses kreatifnya dari awal hingga berwujud karya. Katanya ini supaya penonton yang melihat proses melukis suatu obyek akan penasaran hasilnya hingga disaksikan sampai selesai. Jika sudah beres, maka ia pun membalikkan kertasnya dan jadilahnya seperti obyek yang ditirunya.
Tentu saja dalam melukis ia juga sering terpicu dengan suatu momen. Karena lukisannya hampir semua adalah wajah orang, maka sosok yang dilukis itu merupakan respon aktual yang dilihatnya. Membaca lukisan pada setiap tayangan video yang ditampilkan Kasman, menyiratkan apresiasi dan kehangatan. Ia pun kini menikmati dan akrab dengan ampas kopi sebagai bahan utama melukis.
Ketelatenannya melukis dari ampas kopi tak disangka mendapatkan apresiasi dari berbagai penonton di Instagram dan Facebook. Bahkan pada ajang yang diadakan Filosofi Kopi, desain gambar yang dibuatnya dari ampas kopi berhasil masuk dalam 5 besar dan diundang langsung dalam acara pameran. Selain itu, juga sempat menyita perhatian Vino G. Bastian karena mendapatkan dirinya dalam lukisan, bahkan ia me-repost video Kasman di akun Instagramnya.
Ia bercerita beberapa kali pernah dihubungi oleh manajemen entertain seperti RANS dan Najwa, tetapi momennya selalu tidak kunjung tepat. Saat ia ditawari berkunjung, di waktu bersamaan ia harus berangkat lagi berlayar. Tapi, di atas kapal dan di sela waktu istirahat setelah melakukan tugasnya di kapal, ia pun kembali berkarya. Pelayarannya mengelilingi Eropa juga membawa dirinya menemukan banyak pengalaman dan inspirasi dalam melukis. Pernah suatu ketika, ia melukis sang kapten yang berkebangsaan Italia dan mendapat respon yang tak disangka Kasman. Sang Kapten bersama istrinya menelpon Kasman via whatsapp untuk menyampaikan apresiasi atas lukisan dirinya.
Belajar dari Kasman, kopi memang tak berhenti pada sekedar mencicipnya. Jauh dari itu, kopi hingga ampasnya bisa menjadi sumber inspirasi dan merupakan media itu sendiri yang bisa digunakan menciptakan karya. Dari aroma Kopi yang sedap, ia bisa dijadikan pewangi dalam ruangan atau mobil. Pada biji-bijinya yang merah, dan ketika dikupas kulitnya maka terbukalah biji yang berwarna putih tulang, hingga berlanjut pada coklat kehitaman yang menyiratkan kenikmatan. Setiap proses ada warna yang menggelora dari kopi, dan setiap dari kita bisa mewarnai kopi dengan narasi dan kreativitas yang selalu menyegarkan.