Selama ini orang Massenrempulu, baik yang berada di Kabupaten Enrekang maupun yang di luar Enrekang, merasa memiliki identitas yang berbeda dari etnik yang dikenal selama ini di Sulawesi Selatan. Seringkali ketika berada di luar Enrekang, kita masih digolongkan dalam dua etnik yaitu Bugis dan Toraja. Sementara jika melihat dari segi budaya maupun bahasa, sebenarnya terdapat ciri khas tersendiri dari orang Massenrempulu. Salah satu buku yang mencoba untuk mengungkapkan hal tersebut yaitu buku berjudul “Orang Massenrempulu: Sebuah Kajian Etnografi” karya Munsi Lampe dan kawan-kawan.
Buku yang diterbitkan Antropos bekerjasama dengan Bappedalitbang Kabupaten Enrekang pada tahun 2023 tersebut menyajikan kajian etnografi dengan bahasan periode sejarah federasi dan pembentukan, mitologi di Bumi Maspul, identitas kebudayaan dan dinamika perkembangan Massenrempulu sebagai kelompok etnik. Buku dengan ketebalan 407 halaman ini tentunya dapat menjadi pengantar bagi masyarakat Enrekang untuk mengenali Orang Massenrempulu. Kehadiran buku ini tentunya memberikan warna bagi generasi saat ini dan yang akan datang dalam memahami identitas kebudayaannya.
Dalam buku ini juga diterangkan mengenai kerajaan-kerajaan yang pernah ada beserta raja-raja pada masanya. Di antaranya kerajaan Enrekang dan Buttu Batu, Kerajaan Duri dan Baroko, Kerajaan Tallu Batupapan, Kerajaan Maiwa, Kerajaan Batulappa dan Kassa yang wilayahnya saat ini secara administratif berada di Kabupaten Pinrang. Selain itu, juga diulas peran HIKMA dan HPMM sebagai organisasi paguyuban yang memberikan konstribusi dalam mengenalkan dan melestarikan kebudayaan Massenrempulu secara nasional.
Buku ini tersedia di Perpustakaan Umum Kabupaten Enrekang sebagai koleksi referensi. Buku ini tentunya dapat diakses melalui penerbitnya yakni antropos.id.
