OSIM MAN 1 Enrekang Adakan Bedah Buku Hujan Karya Tere Liye

Untuk mendorong minat baca peserta didik, dapat dilakukan dengan beragam aktivitas dan kegiatan di sekolah. Salah satu yang bisa dilakukan yaitu dengan memfasilitasi kegiatan Bedah Buku. Hal inilah yang dilakukan oleh Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) Madrasah Aliyah Negeri 1 Enrekang pada hari Senin, 23 Oktober 2023 di Aula MAN 1 Enrekang.

Kegiatan yang diadakan OSIM MAN 1 Enrekang ini merupakan hal yang patut diapresiasi karena memicu munculnya kelompok diskusi yang dapat menumbuh semangat berliterasi para peserta didik. Terlebih bahwa kegiatan ini difasilitasi oleh para peserta didik itu sendiri, sehingga dalam memilih buku bacaan yang didiskusikan tentunya juga berdasarkan minat mereka sendiri. Buku yang dipilih untuk dibedah dalam kesempatan tersebut ialah karya Tere Liye berjudul Hujan.

Adapun pembicara yang dihadirkan oleh OSIM MAN 1 Enrekang dalam membahas buku Tere Liye yaitu Irsan yang merupakan pustakawan di Perpustakaan Umum Kabupaten Enrekang.

Dalam sambutan Wakil Kepala Madrasah, Hamzah, S. Ag., M. Ag. menyampaikan bahwa pada bulan sebelumnya OSIM MAN 1 Enrekang telah menghadirkan penulis buku yang dibedah. Ia pun mengapresiasi para peserta didiknya yang mampu mendatangkan Tere Liye untuk memberikan pelatihan menulis dan berbagi secara langsung kepada para pelajar. Menurutnya, kali ini pengurus OSIM aktif melakukan kegiatan literasi yang tentunya ia harapkan dapat membangun minat baca bagi para peserta didik. Dalam kesempatan tersebut, juga hadir dalam pembukaan dan mendampingi para peserta didik yakni Kepala Perpustakaan MAN 1 Enrekang, Masriani, S.Pd.

Irsan memulai pembahasan buku “Hujan” dengan mengajak para peserta didik untuk menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam novel tersebut. Beberapa orang telah membaca buku tersebut hingga tuntas. Dari situ, mereka pun diajak untuk menceritakan hasil bacaannya. Setelah memancing para peserta didik untuk menyampaikan hasil bacaannya, Irsan pun kemudian menerangkan alur cerita dan pesan-pesan yang menarik pada Lail, Esok, Ayah dan Ibu Esok, Maryam, Wali Kota, Istri Wali Kota, Claudia, Ibu suri.

Irsan menjelaskan bahwa buku ini memang baik untuk dibaca oleh kalangan remaja yang sedang menempuh proses belajar, sebab novel tersebut merupakan genre science fiction. Dari setting waktu yang ada dalam novel 2040-an ini menggambarkan bagaimana perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan tahun itu sudah semakin maju. Walaupun TIK sudah berkembang, tapi bencana alam tak bisa dihindarkan, sebagaimana dalam novel ini dimulai dengan cerita sedih Lail dan Esok yang harus kehilangan keluarga karena terjadi gempa.

Novel yang berjumlah 320 halaman ini memang membentangkan sebuah prediksi masa depan, imajinasi pembaca dibawa untuk melihat bagaimana perkembangan dunia yang maju dengan teknologi yang canggih tidak bisa lepas dari bayang-bayang bencana alam. Gamabaran teknologi yang ada di dalam cerita ini misalnya chip, ataupun layar yang muncul dipergelangan tangan.

Bagi Irsan, saat membaca novel ini, kita akan menemukan banyak istilah-istilah sains yang tentu saja penulisnya – Tere Liye- melakukan banyak obeservasi ataupun riset. Hal lain juga yang dicatat oleh Irsan dalam penyampaiannya, ialah persoalan mental manusia saat menghadapi teknologi, sebab cerita Lail yang ingin menghapus ingatannya melalui ruang operasi canggih berukuran 4×4 yang dimiliki Psikiater bernama Elijah. Hal ini, Irsan memandang kehadiran teknologi juga menjadi pisau bermata dua, karena di sisi lain manusia akhirnya mengambil sikap untuk memecahkan masalahnya dengan cara pintas yang ditawarkan oleh teknologi, dalam kasus Lail, ia ingin menghapus memori pada bagian di mana ia merasa kecewa kepada Esok.

Tentu saja banyak sudut pandang dan pesan yang bisa ditangkap dari Novel ini, mulai dari perjuangan untuk tetap bertahan hidup, persahabatan, percintaan, teknologi dan ilmu pengetahuan serta persoalan mental healt umat manusia.

Pada akhir acara bedah buku, Irsan pun memberikan apresiasi berupa hadiah buku bagi para peserta didik yang sudah membaca buku Hujan dan menginstall aplikasi perpustakaan digital Enrekang. Ia pun mengharapkan agar kedepannya klub atau kelompok membaca dan mendiskusikan buku yang berdiri dari kalangan dari peserta didik terus berjalan dan bisa banyak dimunculkan.

Penulis : Irsan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *