Sebuah buku kecil, namun sarat motivasi bagi siapapun ummat muslim yang merindukan untuk berkunjung ke Baitullah. Di tengah himpitan ekonomi sebagian besar masyarakat, yang membuat mereka enggan memiliki niat ke Baitullah. Dan diantara bejibunnya orang-orang kaya yang belum mendapat panggilanNya.
Buku ini mengisahkan tentang impian sepasang suami istri yang ingin menunaikan ibadah haji berdua, di usia muda. Impian yang dibangun sejak awal mereka mengikrarkan janji suci. Bagi mereka, impian itu bukanlah sebuah kemustahilan, walau nyaris susah untuk diterima akal sehat, mengingat kondisi perekonomian keluarga yang begitu pas-pasan. Namun, keduanya tetap yakin, dan keyakinan itu disertai ikhtiar tanpa akhir.
Berawal dari uang perak Rp.100, berdua, mengukir janjinya melalui koin demi koin yang memiliki kisahnya sendiri. Berjuang untuk tetap konsisten menyisihkan receh sisa belanja yang tak seberapa. Menahan diri bertahun-tahun menyantap makanan yang hanya berlauk tahu tempe. Menutup telinga dari cibiran tetangga yang telah hafal menu belanja sehari-hari, tahu dan tempe, tak pernah ikan atau ayam seperti yang kerap tetangga beli.
Subhanallah, Allah memang Maha Rahman dan Maha Rahim.
Seiring dengan semakin bertambahnya tabungan koin dalam toples, berbagai kemudahan pun senantiasa ditemui kedua sejoli ini dalam menjalani kehidupan rumah tangganya . Hingga akhirnya, impiannya terkabul untuk memenuhi undangan RabbNya di Mekah.
Ibrah besar yang bisa diambil dari kisah ini adalah, siapapun yang bermimpi dan bersungguh-sungguh mengusahakannya, maka Insya Allah akan dikabulkan. Karena Allah sesuai persangkaan hambaNya. Maka, tunggu apalagi, mulailah rencanakan impian anda berkunjung ke rumahNya, dan nantikan jawabanNya.