Camme Burak dan Camme Tu’tuk

Nani Dariani Jamaluddin

Setiap daerah pastinya mempunyai keunikan dan ciri khas masing-masing. Begitu juga dengan Kabupaten Enrekang yang biasa disebut Bumi Manssenrempulu. Bukan hanya kekayaan alam dan tradisi yang beragam nan unik, Kabupaten Enrekang juga kaya akan kuliner khas yang mampu menggoyang lidah. Salah satunya ialah Camme Burak dan Camme Tu’tuk. Kuliner tradisonal Camme Burak dan Camme Tu’tuk, sangat terkenal di kampung saya, Kalosi, kecamatan Alla, masakan ini biasanya dihidangkan saat ada hajatan, ataupun santapan sehari-hari.

  1. Camme Burak
Camme Burak

Masyarakat Massenrempulu menyebut camme sebagai sayur, burak yaitu pelepah pisang muda, alasan mengapa kita harus menggunakan pelepah muda yaitu agar nantinya rasa camme burak tidak terasa pahit saat dihidangkan. Camme burak dimasak dengan bahan dasar pelepah pisang yang belum berbunga. Camme burak dan camme tu’tuk tentu ditambahkan dengan rempah-rempah lain, sehingga penganan memiliki cita rasa yang khas.

Pembuatan camme burak sangatlah sederhana, dengan mengupas batang pisang hingga menyisahkan bagian dalamnya yang disebut sebagai pelepah. Kemudian diiris tipis-tipis dan seterusnya. Irisan pelepah tadi kemudian dicampur dengan bumbu kemudian dimasak hingga matang.  Camme burak  tidak hanya dikenal di Massenrempulu, di daerah lain pun kita dapat menjumpai penganan serupa. Yaitu sayur Ares khas Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Camme burak ini dikenal dengan kuliner tradisonal Indonesia. Maka, banyak orang yang memilih camme burak sebagai lauk sehari-hari.

Dalam memasak camme burak, bisa juga ditambahkan dengan ayam rebus yang diiris kecil-kecil. Bukan hanya ayam, Tapi juga kambing, sapi, dan siput sawah. Selain itu camme burak ini biasanya didampingi dengan menu tradisional yaitu Sokko Pulu Mandoti dan Dangke atau susu keju. Warga setempat memilih selera masing-masing.

  1. Camme Tu’tuk
Camme Tu’tuk

Camme tu’tuk dengan bahan dasar daun singkong yang ditumbuk. Biasanya masyarakat kami menambahkan labu siam agar rasanya lebih menyatuh. Came tu’tuk ini lebih cocok apabila dimakan dengan nasi singkong atau di daerah Jawa dikenal dengan Tiwul . Cara pembuatannya yaitu, daun singkong yang mudah dicuci bersih , kemudiaan ditumbuk menggunakan lesung dengan alunya sampai hancur. Setelah daun singkong itu hancur selanjutnya dimasak  dengan api sedang, setelah mendidih tambahkan bumbu. Camme tu’tuk juga biasanya dicampurkan dengan santan agar cita rasanya lebih enak jika didampingi nasi singkong. Masyarakat Massenrempulu lebih menyukai camme tu’tuk yang dihidangkan dengan nasi singkong bersama tumis ikan asin.  Disamping mempunyai cita rasa yang nikmat sayur dengan bahan dasar daun singkong juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Karena daun singkong dipercaya mampu melancarkan pencernaan dan mampu berperan dalam proses penutupan luka, oleh karenanya banyak masyarakat mengonsumsi daun singkong setelah proses persalinan. Tapi bagi anda yang mengidap penyakit rematik, di sarankan untuk mengurangi konsumsi camme tu’tuk.

 

  1. Dangke

Dangke terbuat dari susu sapi atau kerbau yang di fermentasi selama beberapa hari sehingga menghasilkan keju. Dangke biasanya diolah dengan berbagai macam cara seperti digoreng, disangrai, dan dipepes. Dangke  juga dapat diolah menjadi beberapa macam cemilan seperti stick dangke, kerupuk dangke dan lain-lain. Disamping itu bahan utama dangke yaitu susu kerbau atau sapi kaya akan protein dan kalsium sehingga dapat membantu kecerdasan otak. Dangke ini merupakan makanan yang sehat sebab dalam pengolahannya tidak menggunakan bahan pengawet kimia. Olahan dangke biasanya ditemukan di kios-kios pinggir jalan poros Enrekang-Tator. Tetapi sebagai makanan pendamping Camme Burak dan Camme tu’tuk, masyarakat sering mengolahnya dengan cara digoreng.

Untuk membantu perekonomian, masyarakat setempat di lingkungan kami juga membuat Camme burak dan Camme tu’tuk untuk di pasarkan. Alasannya sangat mendasar, karena di zaman sekarang, sudah banyak ibu rumah tangga yang memilih membeli makanan siap saji dibandingkan dengan harus repot untuk memasak. Selain dengan cara pembuatannya yang cukup mudah dengan bahan-bahan yang sederhana, Camme Burak dan Camme Tu’tuk tentu banyak diminati masyarakat lain yang belum sempat membuat masakan di rumah karena sibuk bekerja dan lain-lain.

Dengan ini Camme burak dan Camme tu’tuk sangat menguntungkan kedua belah pihak baik itu penjual maupun pembeli. Selain itu, jika ada yang menyukai tentu ada juga yang tidak suka. Sebab tidak semua orang memiliki cita rasa yang sama dan selera setiap orang memang berbeda-beda. Ada beberapa orang saat ditanya apa yang membuat anda suka dengan sayur dari pelepah pisang dan sayur daun singkong,

”Saya suka sayur pelepah pisang karena rasanya enak dan lumayan murah” ujar Linda. Tetapi berbeda lagi dengan ini, karena kesibukannya ia tidak sempat membuatkan keluarganya sarapan sehingga memilih untuk membeli masakan di pasar saja,

“Sering ka beli camme burak sama came tu’tuk ka na suka anak-anakku, baru tidak ada juga kesempatan ku mau bikinkan ki sarapan, karena pagi-pagi pergi ma pasar,” ujar bu Rita seorang pedagang agro.

Banyak orang yang bahkan tidak kenal dan belum mencoba kuliner dari daerahnya. Maka dari itu kenalilah daerah setempatmu dengan berbagai macam seperti tradisi, adat, budaya dan kuliner tradisional, semuanya bisa berubah karena seiring bergantinya zaman. Dengan itu  Marilah kita  mengenal kuliner tradisional di bumi Massenrempulu, seperti camme burak, camme tu’tuk, dangke, sokko pulu, dan masih banyak lagi.

 

Penulis adalah Pelajar SMA Negeri 1 Anggeraja, tinggal Kalosi selatan (Kalimbua)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *